Aksi Terorisme di Christchurch Menggoyahkan Predikat Selandia Baru Sebagai Negara Teraman


Serangan penembakan brutal menyerang dua masjid di wilayah Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/3/2019) kemarin. Aksi pembantaian terhadap umat muslim itu terjadi di Masjid Al Noor, Deans Ave dekat pusat Kota Christchurch dan satu masjid lain di Linwood Ave, pinggiran Christchurch usai salat Jumat sekitar pukul 13.40 waktu setempat. Satu dari empat pelaku merupakan warga negara Australia yang diketahui bernama Brenton Tarrant.

Sementara itu, aksi penembakan tak berperikemanusiaan yang terjadi pada dua masjid di Kota Christchurch tersebut terkait dengan manifesto anti-Muslim dan anti-imigran yang sempat diunggah Brenton di akun Twitternya. Diketahui, manifesto berjumlah 87 halaman tersebut berisikan ide-ide anti-Muslim, anti-imigran, dan sebuah rencana penyerangan. Brenton akhirnya merealisasikan rencana tersebut dalam sebuah serangan yang dengan sengaja ia siarkan secara langsung melalui akun Facebook-nya. Beredar di jagat dunia maya video yang memperlihatkan jelas moncong senjata milik Brenton yang mirip dengan Riffle di game PUBG sedang mengarahkan tembakan ke beberapa jamaah masjid hingga menewaskan 49 jiwa.

Christchurch
Foto: Today Online
Serangan ini tentu saja menggemparkan seluruh negara di dunia, serta turut mengundang simpati publik. Terkoyaknya kedamaian Selandia Baru melalui serangan kejam di dua masjid tersebut seolah menghancurkan fakta Selandia Baru sebagai negara teraman dan paling islami di dunia. Sebuah penelitian sosial oleh Scheherazade S. Rehman dan Hossein Askari dari The George Washington University yang bertema How Islamic are Islamic Countries menyebutkan Selandia Baru sebagai negara paling islami di dunia. Bahkan, hasil penelitian itu dipublikasikan Berkeley Electronic Press, 2010 dalam Global Economy Journal. Pertanyaannya sekarang adalah, mengapa Selandia Baru yang dijadikan target di antara sekian banyak negara Islam di dunia, atau negara dengan penganut Islam terbanyak lainnya?

Nilai-nilai moral kemanusiaan bukan sebuah patokan


Penilaian dilakukan berdasarkan nilai-nilai Islam seperti yang dijelaskan dan diajarkan dalam Alquran, serta hadis. Tentang bagaimana prakteknya dalam kehidupan seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Nilai-nilai islami tersebut tak hanya sekadar nilai moral, melainkan nilai-nilai budaya yang mencerminkan keadilan, saling berbagi, menghormati dan menghargai, juga kebebasan yang termasuk di dalamnya kebebasan beragama itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan, nilai-nilai tersebut justru terkadang hilang lenyap di dalam kubu negara Islam itu sendiri.

Christchurch
Foto: Stuff

Karakteristik yang menunjukkan nilai Islami sebenarnya

Melalui jurnal tersebut, Profesor Askari menegaskan, banyak negara Islam atau negara yang memiliki jumlah umat Islam terbanyak justru melakukan praktek korupsi, ketidakadilan, dan tidak memperhatikan pembangunan serta kesejahteraan penduduknya. Hal ini tentu saja dinilai tidak sejalan dengan ajaran Islam dan perilaku Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pemimpin muslim yang adil dan bijak.

Menurutnya, negara, masyarakat, atau komunitas yang memperlihatkan karakteristik seperti penindasan, korupsi, ketimpangan hukum dan sosial, pengekangan terhadap kebebasan memilih, dan agresi sebagai instrumen resolusi konflik alih-alih dialog dan rekonsiliasi, ketidakadilan dalam berbagai bentuk yang nyata, maka itu merupakan bukti kuat bahwa mereka bukan negara, masyarakat, atau komunitas yang berlandaskan Islam.

Christchurch
Foto: Newstalk ZB

Selandia Baru memiliki nilai tertinggi untuk hukum dan pemerintahannya

Perlu diketahui, Indeks Negara Islami menggunakan 4 hal yang menjadi parameternya, yaitu hak asasi dan politik, ekonomi, hukum dan pemerintahan, serta hubungan internasional. Indeks tersebut mengukur tingkat kebijakan dan pencapaian negara dalam merefleksikan nilai-nilai Islami. Dari keempat parameter tersebut, Selandia Baru berhasil mendapatkan nilai tertinggi lewat hukum dan pemerintahan, disusul hak asasi dan politik, ekonomi, dan terakhir hubungan internasional.  

1 comment:

  1. Jika Selandia Baru punya nilai hukum yang tinggi, harusnya kita tidak perlu khawatir lagi dengan ditangkapnya sang penembak. Berdoa agar dapat ganjaran yang pas.

    ReplyDelete