Memaksa Anak Memeluk dan Mencium Orang Lain, Ternyata Berbahaya Lho


Ketika menghadiri acara keluarga atau berkumpul dengan keluarga besar, sudah jadi pemandangan biasa kalau kakek-nenek, om-tante, atau sepupu yang lebih besar ingin memeluk dan mencium anak yang masih kecil. Jika si kecil terlihat enggan membalas pelukan atau malah kabur ketika diminta mencium mereka, orangtua biasanya akan ‘memaksa’ anak agar tidak terlihat tidak sopan.

Namun tahukah Anda, bahwa memaksa anak untuk memeluk atau mencium orang lain walaupun masih anggota keluarga, dapat memberi pengaruh buruk baginya?


Memaksa anak memeluk dan mencium orang lain


Memaksa anak memeluk dan mencium rentan terhadap perilaku seksual

Dilansir dari laman CNN, Katia Hetter seorang penulis artikel berjudul I Do Not Own My Child’s Body membahas tentang hal ini. Ia menegaskan, memaksa anak-anak untuk menyentuh orang ketika mereka tidak menginginkannya membuat mereka pada akhirnya rentan terhadap perilaku seksual. Seperti yang telah Anda ketahui, kebanyakan pelaku pelecehan seksual adalah orang-orang yang dikenal oleh anak.

Meski terdengar tidak masuk akal jika hanya dicium oleh kakek atau neneknya dihubungkan dengan pelecehan seksual, Hetter berpendapat hal tersebut justru sangat bisa diterima oleh logika. Ketika Anda memaksa anak untuk mencium anggota keluarga lain, artinya orangtua melanggar zona nyaman anak, karena ia dipaksa untuk menerima perlakuan orang lain yang dirasa tak nyaman tersebut. Oleh karena itulah, Hetter mengajarkan anak untuk menghormati tubuhnya sendiri. 

Memaksa anak memeluk dan mencium orang lain
Foto: Shutterstock


Pelukan dan ciuman hanya milik anak

Sesungguhnya, orangtua pun harus mengajarkan pada anak untuk mendengarkan perasaannya sendiri. Mereka bisa mengatakan pada orangtuanya kapan pun mereka merasa tak nyaman dengan seseorang. Pelukan dan ciuman adalah milik anak dan tidak diwajibkan untuk memberikannya pada siapapun.

Hetter juga mengingatkan, memaksa anak-anak untuk memeluk dan mencium ketika mereka tidak menginginkannya dapat memengaruhi hubungan seksual mereka ketika dewasa. Secara tidak langsung, anak mendapat kesan bahwa untuk menyenangkan anggota keluarga atau orang lain yang dikenalnya harus menggunakan tubuh mereka. Sungguh kesan yang menyeramkan, bukan?

Memaksa anak memeluk dan mencium orang lain
Foto: The Wall Street Journal


Peran penting orangtua

Anak-anak, khususnya balita, memang kadang bersikap membangkang dan ‘tidak menyenangkan’, tapi menolak memeluk atau mencium anggota keluarga tidak perlu disamakan dengan perilaku buruk. Sejatinya, anak-anak bisa bersikap sopan dan hormat sambil tetap mempertahankan batasan pribadi mereka sendiri. Nah, agar anggota keluarga atau orang lain tak salah menanggapi sikap anak yang seperti ini, maka orangtualah yang berperan besar dalam hal ini.

Langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah menjelaskannya kepada saudara, orang dewasa, bahkan kerabat dekat agar mereka bisa menghormati keputusan tersebut. Jelaskan pada mereka yang ingin tahu mengapa Anda membiarkan anak memutuskan siapa yang disentuhnya. Dan ketika anak memeluk mereka tanpa dipaksa, kegembiraannya dapat dirasakan karena bukan bukan berasal dari kewajiban atau perintah dari orangtua. 

Memaksa anak memeluk dan mencium orang lain
Foto: iStock


Selain itu, Anda bisa mengajarkannya cara untuk menyapa yang tidak terlalu intim dan sangat cocok untuk anak pada tahap awal mengenal anggota keluarga baru. Alih-alih mencium dan memeluk, anak bisa mencium tangan, berjabat tangan, atau tos (high five) sebagai alternatifnya. Selain tetap terlihat sopan, cara ini sebenarnya juga dapat memperkuat hubungan keluarga dengan anak.

2 comments:

  1. Setuju sekali banget. Walaupun anakku masih kecil, untuk sekadar mencium & memeluknya pun aku minta izin dia dulu, kalau boleh okay, enggak juga gpp. Walaupun terdengar lebay tapi tujuannya mengajari anak tentang consent. No means no. Mana menurut statistik juga pelaku kekerasan & pelecehan seksual malah orang-orang terdekat, jadi buat jaga-jaga aja.

    Nice article. Btw, salam kenal :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harusnya memang nggak ada yang lebay ya kalau soal pendidikan untuk anak, apalagi ini tentang sesuatu yang bertujuan untuk menjaga dirinya. Terima kasih sudah mampir. Salam kenal juga ya :)

      Delete