Jangan Salah Kaprah, Ini Loh Mitos dan Fakta Seputar Tumbuh Kembang Anak




Sejak melahirkan Kai empat tahun yang lalu, saya ini jadi sering banget cari informasi seputar tumbuh kembang anak. Bukan cuma sekadar kepo ya, tapi juga kadang pusing aja gitu kalau pas mau melakukan sesuatu ke anak, ada beberapa orang yang melarang, “Eh jangan gitu, nanti anaknya gini!”, “Eh jangan gini, nanti anaknya gitu!” dan banyak eh… eh… eh… lain.

Memang sih, kita ini lahir dan hidup dengan budaya timur yang punya seabrek mitos dan kepercayaan. Jadi, jangan heran juga kalau mitos dan kepercayaan itu banyak seputar tumbuh kembang anak-anak kita. Saya yakin, Momi semua juga pernah mendengar salah satunya. Ya, kan?

Umumnya, mitos-mitos ini berupa larangan atau saran untuk melakukan hal tertentu agar anak bisa tumbuh baik layaknya manusia normal (bukannya X-Men). Tapi, apa iya mitos ini sudah terbukti benar?

Kalau saya pribadi berpendapat, sebagai orangtua itu kita harus kritis dan cermat sebelum menerima informasi apapun, jangan asal telan, nanti keselek, Mom hehehe. Jadi, coba deh simak beberapa mitos dan fakta seputar tumbuh kembang anak berikut ini.

1. Susu formula sama baiknya dengan ASI

Mitos dan Fakta Seputar Tumbuh Kembang Anak
Unsplash
Saya pernah (sering) mendengar pernyataan seperti ini dari orang-orang yang datang menjenguk di hari pertama saya melahirkan. Padahal, pernyataan ini berupa mitos yang jelas nggak bener loh, Mom! ASI jelas punya kandungan nutrisi yang lebih unggul kalau dibandingkan dengan susu formula. Nah, nutrisi-nutrisi dalam ASI ini sudah terbukti sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak. Uniknya, komposisi ASI bisa berubah sesuai dengan kebutuhan sang anak. Kalau Momi nggak percaya, coba deh perhatikan komposisi ASI ketika anak sehat dan sakit pasti jelas beda. Oleh karena itu, usahakan untuk memberikan ASI ekslusif untuk anak ya, Mom! Kecuali, ada kondisi tertentu yang memang mengharuskan Momi tidak bisa memberikan ASI kepada si buah hati dan juga pastinya atas saran tenaga medis.

FYI aja nih, Mom, saya salah satu korban mitos ini. Baru tiga hari lahir, Kai terpaksa dicekoki sufor hanya karena ASI saya waktu itu belum banyak. Padahal kan, emang ASI itu kudu terus “dipaksa” keluar alias supply and demand.

2. Kafein bisa menghambat tumbuh kembang anak

Mitos dan Fakta Seputar Tumbuh Kembang Anak
Unsplash

Kalau saya pikir-pikir nih, sekarang tuh makin banyak orang yang kecanduan kafein. Apalagi didukung dengan menjamurnya kedai-kedai kopi kekinian yang menawarkan varian rasa serta harga beragam. Momi pasti tahu kan, kafein nggak cuma ada di kopi, tapi juga teh dan minuman bersoda lainnya. Nah, pernah nggak sih pas lagi asyik menikmati minuman-minuman kekinian itu, tiba-tiba si Kecil juga ingin mengonsumsinya? Kira-kira apa sih dampak kalau anak mengonsumsi kafein?

Banyak orang percaya, kafein dapat menghambat tumbuh kembang anak yang mengonsumsinya. Ternyata, hal ini cuma mitos belaka, Mom! Memang sih kafein bisa memberikan efek samping pada anak, tapi efeknya tidak termasuk terhambatnya tumbuh kembang. Jadi jangan heran ya, kalau suatu hari nanti ketemu anak saya yang santai aja minum kopi sambil nyelupin rotinya dengan lahap hehehe (tapi ini nggak sering juga).

3. Baby walker sangat berguna untuk membantu anak belajar jalan

 
Mitos dan Fakta Seputar Tumbuh Kembang Anak
Unsplash
Mitos berikutnya adalah seputar baby walker yang beberapa waktu belakangan ini sebenarnya sudah mulai ditinggalkan oleh para Momi Milenial. Dulu, alat bantu jalan yang dilengkapi tempat duduk dan roda ini dipercaya bisa membantu anak untuk belajar jalan. Momi juga nggak perlu repot menuntun anak dan mengawasinya terus-menerus. Nggak heran deh, kalau baby walker ini jadi salah satu ‘properti wajib’ yang kudu dibeli.

Beruntung, sekarang ini sudah banyak Momi yang melek informasi kalau alat ini justru berisiko membuat anak celaka. Gimana nggak, anak nggak bisa melihat kakinya sendiri pas dia berjalan. Jatuh dari baby walker juga lebih berbahaya karena anak bisa terbentur dan nyangkut di baby walker atau gagal menyelamatkan dirinya. Serem kaaan.. (>.<)

Nggak cuma itu aja, menurut para tenaga medis, baby walker justru menghambat proses belajar dan memanjakan anak sehingga ototnya menjadi kurang terlatih. Tapi menurut saya, bukan cuma itu sih yang membuat saya akhirnya tidak menghadirkan si baby walker di rumah. Alasan terbesar saya adalah pengalaman kaki kelindes atau ketabrak ujung baby walker itu sakit banget, bikin pengin misuh! (>,<)

4. Jangan khawatir kalau anak telat bicara

Mitos dan Fakta Seputar Tumbuh Kembang Anak
Unsplash
Menurut jurnal medis yang saya baca, umumnya anak akan mulai belajar bicara ketika berusia enam bulan. Kemampuan ini bakal terus meningkat sampai anak mampu merangkai sebuah kalimat utuh saat berusia dua tahun.

Nah, beberapa orangtua disarankan untuk tidak terlalu cemas atau khawatir kalau anaknya telat bicara karena setiap anak punya proses perkembangan yang berbeda. Padahal faktanya, Momi wajib waspada kalau anak belum juga bicara meski usianya terus bertambah. Pasalnya, ada kemungkinan risiko anak Momi mengalami kondisi medis tertentu, seperti gangguan bicara apraksia yaitu gangguan saraf pada otak yang membuat anak sulit mengkoordinasikan otot yang digunakan untuk berbicara. Saya bukan bermaksud paranoid ya, Mom, tapi alangkah baiknya jika Momi segera berkonsultasi dengan dokter kalau si Kecil telat bicara.

5. Kesehatan mata bakal terganggu jika melihat layar terlalu dekat

Mitos dan Fakta Seputar Tumbuh Kembang Anak
Unsplash
Waktu kecil dulu, saya sering banget diomeli sama orangtua saya karena menonton TV terlalu dekat. Apakah Momi ada juga yang punya pengalaman sama dengan saya? Jujur deh, pasti iya kaaaan :D
Nggak heran sih, karena kepercayaan melihat layar terlalu dekat bisa mengganggu kesehatan mata memang sudah dipercaya sejak lama dan diwariskan turun-temurun (coba warisannya emas sekarung yak hahaaha). Eh, tapi pasti ada juga nih Momi yang sering memarahi anaknya kalau melihat layar gadget terlalu dekat, kan? Ngaku deh!

Kabar baiknya, mitos ini ternyata fakta loh meskipun nggak sampai menyebabkan kebutaan, tapi melihat layar terlalu dekat dan lama bisa membuat mata lelah, serta meningkatkan risiko rabun jauh pada si buah hati. Jadi, mulai sekarang batasi screen-time anak ya, Mom agar kesehatan mata mereka tetap terjaga dengan baik.

Itu tadi beberapa mitos dan fakta seputar tumbuh kembang anak yang sering banget kita dengar. Ternyata, tidak semua mitos itu benar ya, Mom! Yuk, lebih kritis dan cermat dalam menerima informasi biar nggak salah bertindak demi kesehatan anak-anak kita.

No comments:

Post a Comment